Pemeriksaan Dan Pengukuran Camshaft Atau Poros Nok (Noken As)

FAST DOWNLOADads
Download
Camshaft atau poros nok atau juga sering disebut dengan noken as merupakan salah satu bab dari komponen-komponen utama mesin. Camshaft terdapat pada kendaraan dengan kerja mesin 4 tak, lantaran camshaft sendiri merupakan bab dari prosedur katup.

Camshaft berfungsi untuk menekan katup atau klep biar katup sanggup membuka. Camshaft ini berputar degan digerakkan oleh crankshaft atau poros engkol melalui prosedur penghubung baik timing chain atau timing belt atau timing gear.

Mesin yang sering beroperasi maka lama-kelamaan komponen-komponen di dalamnya akan mengalami keausan. Keausan ini juga akan terjadi pada komponen camshaft. Apabila camshaft mengalami keausan berlebih maka akan berdampak menurunnya kinerja mesin. Salah satu yang sanggup diakibatkan ketika camshaft mengalami keausan ialah timing bukaan katup tidak akan sesuai sehingga gas gres yang masuk ketika langkah hisap akan menjadi kurang sempurna begitu pula dengan gas buang yang harus dikeluarkan ketika langkah buang bila tidak akan tepat.

Oleh alasannya itu investigasi camshaft juga harus dilakukan ketika melakukan pekerjaan over houl atau turun mesin. Beberapa investigasi yang dilakukan pada camshaft antara lain :

Pemeriksaan run out (kebengkokkan) camshaft
Pemeriksaan run out atau kebengkokkan camshaft sanggup dilakukan dengan langkah di bawah ini :

1. Letakkanlah camshaft di atas V-block
2. Gunakan alat ukur dial indikator untuk investigasi run out pada camshaft. Ukurlah run out pada camshaft sempurna pada bab journal tengahnya, menyerupai pada gambar di bawah ini :

3. Bandingkan hasil pengukuran run out dengan nilai spesifikasi run out maksimal pada kendaraan tersebut. Misalnya run out pada kendaraan kijang dengan tipe mesin K mempunyai nilai spesifikasi run out camshaft maksimal yaitu 0,06 mm atau 0,0024 inchi, sehingga apabila hasil pengukuran tun out ternyata melebihi batas run out maksimum maka gantilah camshaft dengan yang baru.

Pemeriksaan cam lobe (tonjolan nok)
Pemeriksaan cam lobe pada camshaft sanggup dilakukan dengan memakai alat ukur micrometer luar. Pemeriksaan tinggi cam lobe sanggup dilakukan dengan cara di bawah ini :

1. Pilih micrometer luar yang mempunyai ukuran yang sesuai atau yang dibutuhkan.
2. Set “0” micrometer luar sebelum digunakan.
3. Ukur tinggi cam lobe dengan memakai micrometer luar, menyerupai yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

4. Bandingkan hasil pengukuran ketinggian cam lobe dengan nilai spesifikasi pada kendaraan tersebut, contohnya untuk nilai ketinggian spesifikasi pada kendaraan kijang degan mesin tipe K yaitu :
Ketinggian cam lobe standar :
Katup masuk yaitu 36,47 mm – 36,57 mm (1,4358 inchi – 1,4397 inchi)
Katup buang yaitu 36,37 mm – 36,47 mm (1,4318 inchi – 1,4358 inchi)

Ketinggian cam lobe minimal :
Katup masuk yaitu 36,17 mm (1,4240 inchi)
Katup buang yaitu 36,07 mm (1,4201 inchi)

Apabila hasil pengukuran ketinggian cam lobe kurang dari nilai batas minimum maka gantilah camshaft dengan yang baru.

Pemeriksaan journal camshaft
Pemeriksaan journal camshaft sanggup dilakukan dengan memakai alat ukur micrometer luar dengan langkah sebagai berikut :

1. Pilih micrometer luar yang mempunyai ukuran yang sesuai
2. Set "0" Micrometer 
3. Lakukan pengukuran journal camshaft (dari sisi depan) menyerupai pada gambar di bawah ini :

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai spesifikasi pada kendaraan tersebut. Misalnya pada kendaraan kijang dengan tipe mesin K mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
STD No. 1
43,209 mm – 43,225 mm (1,7011 inchi – 1,7018 inchi)
STD No. 2
42,954 mm – 42,970 mm (1,6911 inchi – 1,6917 inchi)
STD No. 3
42,704 mm – 42,720 mm (1,6873 inchi – 1,6819 inchi)
STD No. 4
42,459 mm – 42,475 mm (1,6716 inchi – 1,6722 inchi)
U/S 0,125 No. 1
43,085 mm – 43,095 mm (1,6963 inchi – 1,6967 inchi)
U/S 0,125 No. 2
42,837 mm – 42,847 mm (1,6865 inchi – 1,6869 inchi)
U/S 0,125 No. 3
42,587 mm – 42,597 mm (1,6767 inchi – 1,6770 inchi)
U/S 0,125 No. 4
42,337 mm – 42,347 mm (1,6668 inchi – 1,6672 inchi)
U/S 0,25 No. 1
42,960 mm – 42,970 mm (1,6913 inchi – 1,6917 inchi)
U/S 0,25 No. 2
42,712 mm – 42,722 mm (1,6816 inchi – 1,6820 inchi)
U/S 0,25 No. 3
42,462 mm – 42,472 mm (1,6717 inchi – 1,6721 inchi)
U/S 0,25 No. 4
42,212 mm – 42,222 mm (1,6619 inchi – 1,6623 inchi)

5. Bila diameter journal hasil pengukuran ternyata tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka lakukan investigasi pada celah olinya

Sumber https://www.teknik-otomotif.com/
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post