Cara Investigasi Timing Chain
Mesin atau engine merupakan bab dari kendaraan yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga putar yang nantinya akan disalurkan ke roda melalui sistem pemindah tenaga pada kendaraan tersebut.
Mesin akan merubah energi panas dari proses pembakaran menjadi energi gerak. Proses pembakaran ini terjadi lantaran adanya pembakaran adonan materi bakar dan udara di dalam mesin.
Pada mesin 4 tak, adonan udara dan materi bakar ini dihisap masuk ke dalam ruang bakar melalui katup hisap. Saat tamat proses pembakaran maka akan menghasilkan gas buang hasil pembakaran. Gas buang ini harus dibuang ke luar dari ruang bakar. pembuangan gas buang dari ruang bakar keluar ini melalui katup buang.
Katup-katup di dalam mesin harus membuka dan menutup sesuai dengan timing (waktu) nya. Katup sanggup membuka dan menutup dikarenakan adanya poros nok (camshaft).
Putaran poros nok ini terhubung dengan putaran poros engkol (crankshaft) melalui mekanisme penghubung. Salah satu prosedur penghubung yang sering dipakai pada mesin yakni dengan memakai timing chain.
Timing chain sering disebut dengan rantai keteng atau rantai kamprat yang mempunyai fungsi untuk menghubungkan putaran poros nok dengan poros engkol.
Timing chain lama-kelamaan juga sanggup mengalami keausan dan apabila keausan pada timing chain sudah melebihi batas maka sanggup mensugesti kinerja dari bukaan katup yang menjadi kurang sempurna dan juga sanggup menciptakan bunyi berisik dari bab dalam mesin.
Oleh lantaran itu untuk menjaga kinerja mesin semoga tetap optimal maka timing chain harus diganti apabila telah mengalami keausan melebihi batas. Untuk sanggup mengetahui apakah timing chain telah aus melebihi batas atau tidak maka timing chain harus diperiksa.
Adapun cara investigasi yang dilakukan pada timing chain kendaraan antara lain sebagai berikut :
Pemeriksaan panjang timing chain
- Tarik timing chain memanjang dan pastikan timing chain dalam keadaan tegang tidak kendor.
- Ukurlah panjang dari timing chain memakai penggaris atau dengan jangka sorong.
- Bandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi panjang timing chain pada kendaraan tersebut.
- Apabila panjang dari timing chain telah melebihi batas maka gantilah timing chain.
Nilai spesifikasi pada kendaraan toyota dengan mesin seri 7 K yakni :
Panjang maksimum = 272,2 mm atau 10,736 inch.
Pemeriksaan diameter roda gigi
Dalam investigasi diameter roda gigi atau sproket dilakukan dengan memasang timing chain pada roda gigi. Untuk melaksanakan investigasi ini sanggup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pasang timing chain pada roda gigi crankshaft
- Dengan memakai jangka sorong, ukurlah diameter timing chain yang terpasang pada roda gigi crankshaft tersebut.
- Bandingkan hasil pengukuran dengan spesifikasi pada kendaraan tersebut.
- Apabila hasil pengukuran kurang dari diameter minimun maka gantilah roda gigi crankshaft beserta timing chainnya.
- Lakukan investigasi yang sama pada roda gigi camshaft.
Nilai spesifikasi pada kendaraan toyota dengan mesin seri 7 K yakni :
Diameter roda gigi minimum dengan rantai =
Untuk crankshaft = 59,4 mm atau 2,335 inch
Untuk camshaft = 113,8 mm atau 4,480 inchi
Pemeriksaan penegang rantai dan peredam getaran
Pemeriksaan penegang rantai dan peredam getaran sanggup dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Degan memakai jangka sorong, ukurlah ketebalan dari penegang rantai (timing chain) dan peredam getaran.
- Baca hasil pengukuran dan bandingkan dengan spesifikasi pada kendaraan tersebut.
- Apabila ketebalannya kuran dari nilai minimum maka gantilah penegang rantai beserta peredam getarannya.
Nilai spesifikasi pada kendaraan toyota dengan mesin seri 7 K yakni :
Ketebalan minimum =
Penegang rantai = 12,0 mm atau 0,472 inch
Peredam getaran = 4,0 mm atau 0,157 inch
Sumber : Toyota Pedoman Reparasi Mesin Seri 7 K
Sumber https://www.teknik-otomotif.com/