Penghentian Injeksi Atau Fuel Cut Injection
Penghentian penginjeksian terjadi pada ketika putaran mesin hiperbola (over running) dan pada ketika terjadi perlambatan (deceleration).
Penghentian penginjeksian pada putaran mesin hiperbola (Over running Fuel Cut Injection).
Penghentian penginjeksian pada ketika ini terjadi ketika putaran mesin melebihi dari nilai batas putaran yang telah ditentukan. Batas maksimal dari putaran mesin ini tidak sama dari kendaraan beroda empat satu dengan kendaraan beroda empat lainnya, hal ini tergantung dari brand dan jenis mesinnya, namun pada umumnya batas maksimal putaran mesin yaitu 7000 RPM.
Tujuan dari penghentian penginjeksian pada ketika ini yakni untuk melindungi mesin dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh putaran mesin yang berlebihan.
Adanya sistem penghentian penginjeksia pada ketika ini menjadikan putaran mesin tidak akan melewati batas putaran yang telah ditentukan.
Cara kerja dari sistem over running fuel cut injection yakni dengan memutus signal dari ECU yang dikirim ke injektor yang menurut dari data masukan kecepatan putaran mesin yang dikirim oleh sensor putaran mesin (NE Signal).
Penghentian penginjeksian pada ketika perlambatan (Deceleration Fuel Cut Injection)
Penghentian penginjeksian ketika terjadi perlambatan ini bertujuan untuk menghemat pemakaian atau konsumsi materi bakar dan untuk mencegah semoga catalyst tidak terlalu panas.
Kerja dari deceleration fuel cut injection ini dengan memanfaatkan signal dari MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TPS (Throttle Position Sensor) dan WTS (Water Temperatur Sensor).
Sensor-sensor tersebut akan menjadi dasar masukan kapan penginjeksian harus dilarang atau tidak.
Ketika terjadi perlambatan kecepatan kendaraan maka ECU akan menghentikan signal yang menuju ke injektor sehingga terjadi penghentian penginjeksian.
Pada ketika kondisi mesin masih cuek maka penghentian penginjeksian terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.