Fungsi, Cara Kerja Dan Tipe Power Steering
Sistem power steering merupakan sistem pelengkap pada sistem kemudi di kendaraan. Sistem power steering berfungsi untuk meringankan pengemudi ketika membelokkan roda kemudi.
Bila sistem kemudi tanpa power steering tentu saja ketika membelokkan roda kemudi akan lebih berat dibandingkan dengan sistem kemudi yang memakai power steering.
Sistem kemudi menjadi berat atau ringan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi berat ringannya beban di sistem kemudi antara lain :
- Kecepatan kendaraan
- Kesalahan penyetelan FWA atau geometri roda-roda
- Profil ban yang digunakan
- Tekanan angin di dalam ban
- Perbandingan dari roda gigi kemudi
Tipe-tipe power steering
Sistem power steering pada kendaraan dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Tipe full hydrolic power steering
Pada tipe full hydolic power steering memakai sistem tekanan hidrolik untuk meringankan pengemudi ketika memutar roda kemudi.
Komponen-komponen pada sistem power steering hidrolik antara lain :
Power Steering pump
Power steering pump atau pompa pompa power steering merupakan bab utama power steering tipe hidrolik yang berfungsi untuk menghasilkan tekanan pada sistem hidrolik pada power steering. Selain itu, vane pump juga berfungsi untuk mengatur jumlah anutan fluida yang dibutuhkan sesuai dengan putaran mesin kendaraan.
Power steering pump sendiri terdiri dari :
- Reservoir tank berfungsi untuk menampung fluida power steering pada kendaraan.
- Pump body berfungsi sebagai rumah dari rotor blade dan sebagai dudukan puli. Puli vane pump dihubungkan dengan puli poros engkol dengan memakai v-belt. Vane blade akan berputar di dalam pump body dan akan menghasilkan tekanan hidrolik yang nantinya akan dialirkan ke gear housing.
- Flow control valve berfungsi untuk mengatur jumlah anutan fluida power steering dari pompa power steering menuju ke gear housing dan juga berfungsi untuk menjaga volume anutan fluida yang tetap walaupun kecepatan mesin berubah-ubah.
Control valve
Control valve atau katup pengontrol berfungsi sebagai katup yang mengontrol tekanan hidrolik yang menuju ke power silinder.
Cara kerja power steering tipe hidrolik
1) Pada ketika posisi netral
Pada ketika posisi netral atau tidak bekerja maka fluida power steering akan dialirkan ke katup pengontrol atau contol valve. Bila katup pengontrol ini berada pada posisi netral maka semua fluida power steering akan mengalir melalui katup pengontrol ke jalan masuk pembebas atau relief port dan selanjutnya dikembalikan kembali ke pompa. Pada ketika posisi ini tekanan pada kedua sisi dari piston sama besar.
2) Pada ketika membelok
Pada ketika roda kemudi diputar maka katup pengontrol juga akan bergerak untuk menutup salah satu jalan masuk fluida yang menuju ke salah satu sisi piston, sedangkan jalan masuk satunya akan terbuka sehingga fluida sanggup mengalir ke sisi piston satunya, sehingga akan terjadi perbedaan tekanan pada kedua sisi piston. Akibatnya piston akan bergerak ke arah sisi piston yang mempunyai tekanan rendah dan fluida yang berada disisi yang mempunyai tekanan yang rendah akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
Tipe-tipe power steering hidrolik
Power sistem hidrolik terdapat beberapa tipe, dan yang paling banyak digunakan yaitu tipe integral dan tipe rack and pinion.
Power steering hidrolik tipe integral, letak control valve berada pada steering gear box. Steering gear box yang digunakan pada tipe integral ini yakni steering box tipe recirculating ball.
Pada power steering hidrolik tipe rack and pinion ini, letak control valve berada di dalam gear housing dan power pistonnya terletak terpisah di dalam power silinder.
2. Tipe electric power steering
Pada tipe electric power steering, untuk memperingan pengemudi ketika memutar roda kemudi sudah tidak memakai tekanan hidrolik namun diganti dengan memakai tenaga dari motor elektrik.
Power steering tipe elektrik ini alasannya tidak lagi memanfaatkan tenaga putaran dari poros engkol untuk memutarkan pompa power steering sehingga beban mesin akan berkurang.
Komponen-komponen dari power steering tipe elektrik yakni :
- Elektronic Controle Module (ECM)/ PCM/ ECU yang berfungsi untuk mengatur kerja dari power steering tipe elektrik ini.
- Motor elektrik yang berfungsi untuk membantu meringankan roda kemudi ketika diputar.
- Vehicle speed sensor yang berfungsi untuk menunjukkan data wacana kecepatan kendaraan pada ECM.
- Torque sensor berfungsi untuk memberi tahu informasi kepada ECM ketika roda kemudi mulai diputar.
- Clutch atau kopling pada power steering berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang kemudi.
- Noise suppressor berfungsi untuk mendeteksi mesin apakah sedang bekerja atau tidak (menyala atau mati).
- On-board diagnostic berfungsi memberitahu pengemudi ketika ada duduk kasus pada sistem power steering elektrik ini. Pada umumnya on-board diagnostic ini berupa indikator yang berada di panel instrumen.
Cara kerja power steering tipe elektrik
- Ketika kunci kontak diputar ke posisi On maka ECM power steering akan mendapat anutan listrik untuk kondisi stand by dan pada ketika tersebut panel indikator power steering akan menyala.
- Ketika mesin dihidupkan maka noise suppressor akan menginformasikan pada ECM untuk mengaktifkan motor elektrik dan clutch akan menghubungkan batang kemudi dengan motor elektrik.
- Ketika roda kemudi mulai diputar maka akan dideteksi oleh torque sensor, kemudian torque sensor akan menginformasikan sejauh mana roda kemudi diputar dan seberapa cepat roda kemudi diputar ke ECM.
- Dengan informasi dari torque sensor tersebut, ECM akan mengirimkan arus listrik ke motor elektrik sesuai dengan yang dibutuhkan, kemudian motor elektrik akan memutarkan gigi kemudi sehingga akan menciptakan roda kemudi ketika diputar menjadi lebih ringan.
- Vehicle sensor akan menginformasikan kecepatan kendaraan ke ECM, ketika kecepatan kendaraan tinggi yaitu sekitar diatas 80 km/jam, maka ECM akan menghentikan anutan listrik ke motor elektrik (sistem power steering di non aktifkan) sehingga roda kemudi akan menjadi berat kembali. Hal tersebut dilakukan dengan mempertingkankan tingkat keamanan pengemudi, ketika kendaraan berjalan cepat dan roda kemudi ringan maka akan membahayakan pengemudi alasannya roda kemudi akan lebih responsif, oleh alasannya itu kerja power steering akan dimatikan.
- Ketika terjadi kesalahan pada sistem power steering tipe elektrik ini maka lampu indikator akan menyala guna memberitahukan ke pengemudi bahwa sistem power steering terjadi kerusakan. Pada ketika itu ECM akan tetapkan anutan listrik ke motor elektrik dan menghentikan arus ke clutch sehingga akan tetapkan hubungan antara motor dengan batang kemudi.
- Namun pada ketika power steering ini tidak berfungsi, roda kemudi masih sanggup digunakan walaupun ketika memutar kemudi akan terasa lebih berat.
3. Tipe hydro-electric power steering
Pada tipe hydro-electric power steering merupakan sistem power steering adonan antara hidrolik dan elektrik.
Pada power steering tipe hydro-elektrik ini untuk menghasilkan tekanan hidrolik memakai pompa dengan motor elektrik, sehingga pada tipe ini juga tidak memanfaatkan poros engkol untuk memutarkan pompa.
Sumber https://www.teknik-otomotif.com/