Cara Pengisian Baterai (Accu/ Aki) Dengan Baterai Charger

FAST DOWNLOADads
Download
Baterai (accu) yang dipakai lama-lama listrik yang tersimpan didalam baterai akan habis. Saat mesin hidup komponen yang berfungsi untuk mengisi arus listrik di dalam baterai kembali yaitu alternator.

Namun jikalau sistem pengisian tersebut tidak berjalan atau kendaraan tidak dipakai dalam jangka waktu yang usang maka arus listrik yang disimpan di dalam baterai akan habis.

Jika listrik di dalam baterai habis sanggup mengakibatkan beberapa masalah, salah satunya yaitu sistem starter elektrik yang tidak akan bekerja.

Pada mobil, jikalau sistem starter elektrik tidak bekerja maka pengendara akan mengalami kesulitan ketika akan menghidupkan kendaraan.

Oleh lantaran itu kapasitas arus listrik dalam baterai harus selalu terisi. Pengisian arus listrik ke dalam baterai sanggup dilakukan dengan penchargeran baterai memakai baterai charger.

Apadun hal-hal yang diharapkan untuk melaksanakan pengisian baterai antara lain yaitu baterai charger, kertas amplas, multimeter dan hydrometer.

Prosedur pengisian baterai dengan memakai baterai charger dilakukan dengan cara :
  1. Bersihkan dahulu terminal baterai dari kemungkinan terdapat kotoran maupun karat. Pembersihan terminal baterai sanggup dilakukan dengan memakai kertas amplas.
  2. Lepaskan tutup-tutup sel pada baterai, hal ini bertujuan semoga gas hydrogen yang timbul ketika proses pengisian sanggup keluar dengan optimal (walaupun pada tutup baterai bergotong-royong sudah dilengkapi dengan lubang ventilasi, namun semoga lebih baik lagi ketika pengisian apalagi ketika melaksanakan pengisian cepat maka lepas semua tutup sel baterai).
  3. Periksa permukaan air accu (pada baterai tipe basah), permukaan air accu pada semua sel harus berada diantara tanda lower level dan upper level. Bila permukaan air accu berada di bawah batas lower level maka lakukan penambahan air accu dengan memakai air suling hingga pada batas upper level.
  4. Hubungkan kabel-kabel dari baterai charger dengan benar. Hubungkan terminal positif baterai dengan terminal positif pada baterai charger dan terminal negatif baterai dihubungkan dengan terminal negatif baterai charger. Selain itu periksa teganagan yang dipakai untuk melaksanakan penchargeran, bila hanya satu baterai yang dicharger maka gunakan tegangan pengisian 12 volt.
  5. Perhatikan penggunaan arus pengisian yang digunakan. Arus pengisian dipakai sebaiknya dibatasi di bawah 1/10 dari kapasitas baterai.
  6. Usahakan ketika melaksanakan proses pengisian, temperatur dari elektrolit baterai (air accu) tidak melebihi 400 C. Jika temperatur diatas 400 C, maka rendahkan arus pengisian atau hentikan proses penchargeran hingga temperatur elektrolit menjadi normal kembali.
  7. Selama proses pengisian atau penchargeraan, jauhkan dari api ataupun percikkan bunga api, lantaran ketika proses pengisian akan menghasilkan gas oksigen dan hidrogen. Yang mana bila gas hidrogen terkena api akan sanggup menjadikan ledakkan.
  8. Pengisian baterai penuh atau sudah tamat jikalau berat jenis elektrolit telah mencapai angka 1,25 – 1,28. Selain itu, tegangan pada baterai meningkat hingga 15 – 17 volt (tegangan pada setiap sel baterai meningkat menjadi 2,5 – 2,8 volt).
  9. Jika proses pengisian telah tamat dan dicek berat jenis elektrolitnya, tapi ternyata berat jenis elektrolit pada baterai lebih besar dari spesifikasinya maka keluarkan sedikit air accu pada setiap selnya dan ganti dengan air suling. Dan sebaliknya bila berat jenis elektrolit selama melaksanakan proses pengisian sudah dilakukan dalam waktu usang namun berat jenis elektrolit masih tetap kurang dari spesifikasinya maka buanglah sedikit air accu yang berada pada setiap sel baterai dan kemudian tambahkan sedikit elektrolit (asam sulfat) pada tiap selnya.

Sumber : Step 1 Engine Grup PT. Toyota Astra Motor.

Sumber https://www.teknik-otomotif.com/
FAST DOWNLOADads
Download
Next Post Previous Post